v Pengertian dan Definisi
Pengetahuan
Menurut Para Ahli – Secara umum Pengetahuan dapat di
artikan suatu Informasi yang telah di ketahui berdasarkan atas seseorang.
Pengetahuan sendiri tidak memiliki batas baik pada segi deskripsi, hipotesis,
konsep, teori, prinsip serta prosedur.
Jika melihat dari penjelasan lainn pengetahuan
memiliki arti berbagi hasil yang dapat di temukan pada seseorang, berdasarkan
hasil akal dan pengamatan. Pengetahuan akan di dapatkan pada seseorang dengan
menggunakan kecerdasan dalam mengenali berbagai Objek serta peristiwa tertentu
meski sebelumnya tidak pernah di rasakan atau di lihat. Misalkan pada saat
seseorang yang sudah biasa untuk mencicipi makanan baru, maka ia akan akan
mendapatkan pengetahuan mengenai bentuk, Rasa serta Aroma dari makanan yang
baru dicicipinya tersebut.
Dapat di simpulkan bahwasanya Pengetahuan merupakan
suatu Informasi yang di sudah di padu dengan pemahaman serta potensi untuk
memutuskan dan selanjutnya terekam pada pikiran setiap orang. Dengan kata lain
pengetahuan mempunyai arti sebuah kemampuan prediktif pada sesuatu hasil dari
pengenalan pola. Jadi, pada saat informasi dan juga data yang masih dalam
kerancuan atau kebigungan, maka pengetahuan dalam hal ini mampu menangani hal
tersebut. Dan inilah yang di maksud dengan potensial menindaki.
Pengertian Pengetahuan Menurut Para Ahli
Menurut Pudjawidjana, Pengetahuan memiliki Definisi
sebagai reaksi dari setiap orang dan di terima dengan rangsangan terhadap alat
terkait kegiatan indera penginderaan jauh di objek tertentu.
Notoatmodjo, Menjelaskan bahwasanya Pengetahuan
memiliki arti yakni suatu kekuatan yakni berupa yang di dapatkan dari
pengetahuan setelah orang tersebut melakukan penginderaan jauh.
Sedangkan menurut Onny S. Prijono, Pengetahuan dapat
di artikan yang mana di dapatkan dari
nilai karena terbiasa dari orang-orang tersebiut dalam mengembangkan rasa ingin
keingin tahuan.
Sumadi
(1996), Menurutnya pengetahuan merupakan kemampuan seseorang dalam
mengingat fakta, simbol, proses, dan teori.
Notoadmojo (2002), Mendefinisikan Pengetahuan berupa
ide atau hasil dari sebuah aktivitas/Prilaku manusia yang telah terjadi setelah
penginderaan dari objek tertentu, teori ini pun sama halnya yang di katakan
oleh Locke.
Keraf (2001), Menuturkan bahwasanya Pengetahuan
merupakan buah pikir, ide, gagasan, konsep, serta pemahaman manusia, yang
kemudian mengambil inisiatif untuk berbagi pengetahuan dengan berbagai metode
seperti : (1) pola, dan (2) jenis yang di kukiskan dalam beberapa uraian
sebagai berikut :
v Jenis-Jenis
Pengetahuan
- Pengetahuan
Implisit : adalah suatu pengetahuan yang tertanam pada bentuk dari
pengalaman seseorang dan isinya berbagai faktor yang masih belum nyata di
antaranya seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip-prinsip.
Pengetahuan dalam bentuknya yang masih diam umumnya sangat sulit di
bagikan ke orang lain baik secara tulisan atau lisan. Keahlian pada
bahasa, lalu merancang atau mengoperasikan suatu alat termasuk mesin
sehingga memerlukan pengetahuan yang cukup sulit untuk bisa muncul secara
eksplisit serta menjadi sulit untuk di transferkan kepada orang lain
secara eksplisit.
Sebagai contoh pengetahuan implisit
yakni kemampuan mendorong Sepeda Motor. Secara umum mengenai bagaimana untuk
bisa menaiki sepeda motor adalah badan harus dengan posisi seimbang. yang mana
jika kondisi Sepeda Motor ke kiri maka kemudi di arahkan ke kanan. lalu Belok
kanan maka yang harus di lakukan adalah dengan mengarahkan roda pertama ke
bagian kiri sedikit, sedangkan jika cenderung ke kanan maka arahkn tajam ke
kanan. Maka dalam hal ini untuk mengetahuinya tidaklah cukup untuk seorang yang
masih pemula agar dapat mendorong sepeda motor tersebut.
- Pengetahuan
Eksplisit : Merupakan pengetahuan yang sudah di dokumentasi atau tersimpan
dalm bentuk real/nyata yakni berupa media, atau sejenisnya. hasil tersebut
sudah di artikulasi ke dalam bentuk yang fromal serta dapat relatif dengan
mudah di bagikan secara luas. Contoh informasi yang sudah tersimpan adalah
ensiklopedia atau Wikipedia.
- Pengetahuan
empiris : adalah pengetahuan yang lebih mengedepankan pengamatan serta
pengalaman atau yang lebih dikenal dengan sebutan pengetahuan empiris atau
pengetahuan posteriori. Untuk mendapatan pengetahuan ini memerlukan
pengamatan yang harus di lakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan
empiris bisa di kembangkan menjadi pengetahuan deskriptif yang mana jika
seseorang melukiskan atau menguraikan dengan berbagai penjelasan berkenaan
dengan semua ciri-ciri, karakteristik serta efek yang terdapat pada objek
empiris.
Pengetahuan empiris sebenarnya bisa
di dapatkan dengan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi secara
berulang-ulang. Contohnya saja, seseorang apabila terpilih untuk menjadi
pimpinan pada suatu organisasi maka di pastikan mendapatkan pengetahuan
mengenai bagaimana manajemen organisasi.
- Pengetahuan
rasionalisme : Merupakan suatu pengetahuan yang di dapatkan dari lewat
akal. Rasionalisme lebih menekankan berdasarkan pengetahuan yang tidak ada
penekanan berdarkan pengalaman. Contohnya dari pengetahuan matematika yang
maka dalam ilmu matematika hasil dari 1 + 1 = 2 tidak di dapatkan dari
pengalaman atau pengamatan empiris, tetapi lebih melalui pikiran untuk
dapat berpikir logis.
v Faktor-faktor
yang memengaruhi pengetahuan
- Pendidikan
- Media
- Informasi
- Tingkatan Pengetahuan
- Know (tahu)
- Comprehension
(memahami)
- Aplication
(aplikasi)
- Analysis
(analisis)
- Evaluation
(evaluasi)
v Sumber-sumber
pengetahuan
Louis O. Kattsof mengatakan bahwa sumber
pengetahuan manusia itu ada lima macam, yaitu:
- Empiris
yang melahirkan aliran empirisme
- Rasio
yang melahirkan aliran Rasionalisme
- Fenomena
yang melahirkan aliran fenomenologi
- Intuisi
yang melahirkan aliran intusionisme
- Metode
ilmiah yang menggabungkan antara aliran rasionalisme dan empirisme.
Metode ilmiah inilah yang kemudian mewarnai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di seluruh universitas dunia.
Empirisme
Seorang empirisis biasanya berpendapat bahwa orang
dapat memperoleh pengetahuan melalui pengalaman/ indera.
"Bagaimana orang mengetahui es membeku?", jawaban tentu berbunyi,
"karena saya melihatnya demikian”, atau "karena seorang ilmuwan
melihatnya demikian." Dengan begitu/dapat dibedakan dua macam unsur: pertama,
unsur yang mengetahui dan kedua, unsur yang diketahui.
Rasionalisme
Tidaklah mudah membuat definisi rasionalisme
sebagai suatu metode untuk memperoleh pengetahuan. Rasionalisme berpendirian
bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal. Bukan karena rasionalisme
mengingkari nilai pengalaman, melainkan pengalaman paling-paling dipandang
sebagai jenis perangsang bagi pikiran.
Para penganut rasionalisme yakin bahwa kebenaran
dan kesesatan terletak di dalam ide dan bukannya di dalam diri barang sesuatu.
Jika kebenaran mengandung makna dan mempunyai ide yang sesuai dengan, atau
menunjuk kepada kenyataan, maka kebenaran hanya dapat ada di dalam pikiran kita
dan hanya diperoleh dengan akal budi saja.
Fenomenalisme
Immanuel Kant,
seorang filsuf Jerman abad ke-1 8 melakukan pendekatan kembali terhadap masalah
di atas setelah memperhatikan kritik-kritik yang dilancarkan oleh David Hume
terhadap sudut pandangan yang bersifat empiris dan yang bersifat rasional.
Intuisionisme
Orang mudah merasa tidak puas terhadap penyelesaian
yang diajukan oleh Kant, karena penyelesaian tersebut mengatakan bahwa pada
babak terakhir manusia hanya mengetahui modifikasi barang sesuatu dan bukannya
barang sesuatu itu sendiri dalam keadaannya yang senyatanya.
Intuisi
mengatasi sifat lahiriah pengetahuan simbolis yang pada dasarnya bersifat
analitis, dan memberikan pada manusia keseluruhan yang bersahaja, yang mutlak
tanpa suatu ungkapan, terjemahan atau penggambaran secara simbolis. Maka
menurut Bergson, intuisi ialah suatu sarana untuk mengetahui secara langsung
atau seketika.
Analisis atau pengetahuan yang diperoleh dengan
jalan pelukisan, tidak dapat menggantikan hasil pengenalan secara langsung dari
pengetahuan intuitif. Perhatikanlah, apa yang dikatakan oleh intuisi kepada
seseorang pernah dapat diberitahukan, karena untuk memberitahukannya, orang
perlu menerjemahkan kebenaran dalam simbol-simbol, dan dengan demikian saya
akan berbicara mengenai pengetahuan saya.
Ditinjau dari sudut ini, orang dapat menaruh
keberatan dan mengatakan bahwa intuisi lebih merupakan perbuatan mengalami
daripada merupakan kemampuan untuk memperoleh pengetahuan. Sebagaimana
diketahui bahwa mengetahui berarti mempunyai pernyataan yang benar, dan suatu
pernyataan (atau tanggapan, jika orang menghendakinya) bersifat simbolis. Oleh
karena itu, tampaknya ada yang dialami di dalam, dan melalui intuisi, tidak
dapat dinyatakan sebagaimana keadaannya, melainkan hanya dapat diterjemahkan
kebenaran dalam uraian dari sudut pandangan tertentu, dan karenanya apa yang
dialami itu bukanlah pengetahuan.
Metode llmiah
Perkembangan ilmu-ilmu alam merupakan hasil
penggunaan secara sengaja suatu metode untuk memperoleh pengetahuan yang
menggabungkan pengalaman dengan akal sebagai pendekatan bersama, dan
menambahkan suatu cara baru untuk menilai penyelesaianpenyelesaian yang
disarankan.
Metode ilmiah mengikuti prosedur-prosedur tertentu
yang sudah pasti digunakan dalam usaha memberi jawaban atas pertanyaanpertanyaan
yang dihadapi oleh seorang ilmuwan. Contoh; ahli astronomi, Kepler, telah
mencatat pengamatan-pengamatan yang banyak jumlahnya tentang posisi Planet
Mars.
Masalah yang dihadapi oleh Kepler ialah macam jalan
edar mengitari matahari yang manakah yang harus ditempuh oleh Mars agar dapat
berada pada titik-titik yang telah diamati di angkasa pada waktu yang
setepat-tepatnya? Metode ilmiah dimulai dengan pengamatanpengamatan, dan
sebagaimana kita lihat, berakhir pula dengan pengamatan-pengamatan..
Ini merupakan bagian hakiki dari penjelasan ilmiah;
pelukisan mencoba merumuskan pernyataan sedemikian rupa, sehingga
pengamatan-pengamatan yang menimbulkan masalah tersebut akan dihubungkan secara
sistematis satu sama lain dan dengan fakta-fakta lain yang sudah diamati. Bila
ada suatu masalah sudah diajukan suatu penyelesaian yang dimungkinkan, maka
penyelesaian yang diusulkan itu dinamakan hipotesis.
v ILMU PENGETAHUAN
Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha
sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar
dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya. lmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi
merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat
secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang
ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia
berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu
pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
v ILMU PENGETAHUAN MENURUT BEBERAPA AHLI :
menyebutkan bahwa “Science is a systemized knowledge services form
observation, study, and experimentation carried on under determine the nature
of principles of what being studied.” (ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang
disusun dalam suatu system yang berasal dari pengamatan, studi dan pengalaman
untuk menentukan hakikat dan prinsip hal yang sedang dipelajari).
titus mendefinisikan “Ilmu (Science) diartikan sebagai common science
yang diatur dan diorganisasikan, mengadakan pendekatan terhadap benda-benda
atau peristiwa-peristiwa dengan menggunakan metode-metode observasi yang teliti
dan kritis).
mendefinisikan “Tiap-tiap ilmu pengetahuan yang teratur tentang
pekerjaan kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya
v syarat
ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah objektif.
Ciri ini bermaksud bahawa ilmu adalah sesuatu yang tidak dapat diubah menurut
keinginan ataupun kesukaan seseorang individu. Ilmu diperolehi melalui kajian.
Ilmu adalah hasil daripada kajian. Ia bukanlah sesuatu rekaan. Ilmu mengenai
cara memeroleh ilmu itu dikenali sebagai perkaedahan penyelidikan ilmiah
Kandungan Ilmu sentiasa bertambah Ilmu adalah sentiasa berada dalam proses
pertemabahan, pemantapan dan penyempurnaan. ilmu adalah sesuatu yang
membedakan kita dengan mahluk tuhan lainnya seperti tumbuhan dan hewan. Dengan
ilmu kita dapat melakukan,membuat,menciptakan sesuatu yang dapat membawa
perbedaan yang lebih baik bagi diri kita sendiri.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan
pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan
mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu
dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak
terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
1.
Objektif. Ilmu
harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama
sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat
bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam
mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu
dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif
berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
2.
Metodis adalah upaya-upaya yang
dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam
mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara
tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani
“Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode
tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3.
Sistematis. Dalam perjalanannya
mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan
terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu
sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan
rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4.
Universal. Kebenaran yang hendak
dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat
tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan
syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar
ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam
mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat
universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.